Selasa, 01 Juli 2014

Keikhlasan Hati dan Cinta (Part 1)



Memang terkadang cinta pertama sulit dilupakan oleh sebagian orang. Pasti masih ada secercah perasaan untuk orang yang pertama kali dicintai tersebut. Namun, masih pantaskah jika dia sudah memiliki kekasih masih selalu membahas mantan kekasih yang merupakan cinta pertamanya? Bagiku itu hal yang biasa awalnya, namun semakin lama semakin jenuh pula aku mendengar dia selalu menyebut nama cinta pertamanya ketika sedang bersamaku.
Aku memang bukan cinta pertamanya, aku bukan pula cantik seperti cinta pertamanya. Aku hanyalah gadis biasa yang mencoba selalu menggenggam hatinya bersama hatiku. Aku tak pernah marah ketika dia mambawa nama cinta pertamanya saat sedang denganku. Aku selalu sabar, namun aku hanyalah wanita biasa yang penuh kekurangan dan tak bisa terus bersabar ketika hatiku resah. Ada satu hal yang aku takutkan selama ini, yaitu ketika dia cinta pertamanya datang lagi kedalam hidupnya apakah perasaannya akan kembali lagi seperti dulu? Dan ketakutanku terjawab sudah, semua ketakutan yang selama ini aku sembunyikan terjawab sudah, dan ternyata benar perasaannmu berubah ke wanita itu. Aku mencoba menerima semua itu, aku bukan siapa-siapamu aku hanyalah seorang tunangan yang selalu terbayang-bayang oleh rasa takutku sendiri.
Jari-jariku berhenti menari diatas keyboard saat aku mendengar dering handphonku, ketika aku melihat layar handphonku tertera 1 message, aku membukanya

From: Fahmi Ammar
0856543*****
“Assalamualaikum Zahra, bisakah kita bertemu di caffe biasa, kutunggu jam 16.00”

Sejenak kulirik jam yang bertengger manis di pergelangan tangan kiriku, pukul 15.00. Aku segera membalas message darinya

To:Fahmi Ammar
“Waalaikumsalam, iya mas”

Ada pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang. Perkenalkan namaku Zahra Latifah Arini, usiaku  saat ini 22 tahun, aku bekerja sebagai seorang psikiater dan penulis,aku sangat mencintai pekerjaanku ini. Aku tinggal bersama abang dan istrinya, ya karena aku adalah yatim piatu. Pukul 15.30 aku berpamitan pada abang dan istrinya
“Bang, Zahra pamit keluar dulu”ucapku sambil mencium tangan abang
“mau kemana sore-sore begini?”tanya abang
“Zahra mau ketemu mas Fahmi bang, boleh kan”ucapku
“Iya sudah, tapi jangan terlalu malam pulangnya”ucap abang
“Iya bang, Assalamualaikum”salamku
“Waalaikum salam”jawab abang

Aku segera berjalan menuju halte. Namun angkutan yang ditunggu tak kunjung datang. Pukul 16.15 aku baru sampai di caffe. Dari luar dapat aku lihat bahwa pria yang kucintai duduk bersebelahan dengan seorang wanita cantik, dan aku mengetahui siapa wanita itu, ya dia cinta pertama mas Fahmi. Hatiku bertanya-tanya ada apa ini. Dengan mengucap basmalah kulangkahkan kakiku mendekati mereka

“Assalamualaikum, mas” salamku
“Waalaikumsalam Zahra, silahkan duduk”ucap mas Fahmi, aku segera duduk setelah dipersilahkan oleh mas Fahmi
“ada apa mas menyuruh saya kemari?”tanyaku
“Perkenalkan ini Mita, Mita ini Zahra”ucap mas Fahmi
“Zahra”ucapku menjulurkan tanganku
“Mita”ucapnya tanpa menjabat tanganku
“Zahra, ada hal penting yang ingin aku bicarakan”ucap mas Fahmi
“Iya silahkan mas”ucapku
“Sebenarnya saya menyuruh kamu kemari karena saya ingin mengatakan bahwa saya ingin membatalkan pertunangan kita”ucap mas Fahmi
DEG. Astagfirullahaladzim, air mata mulai menggenang di pelupuk mataku
“Kenapa mas? Apa salah saya”ucapku mencoba menahan air mata yang ingin keluar
“Maaf Zahra, ternyata selama ini saya masih mencintai Mita” ucap mas Fahmi
Kutundukkan kepalaku membaca istigfar
“Dan ini undangan pernikahan kami, saya harap kamu datang Zahra”ucap mita seraya menyerahkan sebuah undangan
Astagfirullah, bahkan mereka sudah merencanakan upaca pernikahan
“Baiklah jika itu keputusan mas Fahmi. Mungkin memang saya tidak pantas bersanding dengan mas, tapi sungguh saya tidak menyangka bahwa ini semua harus berakhir seperti ini. Saya akan mencoba ikhlaskan semua ini. Semoga kalian bahagia” ucapku dengan menahan air mata yang sedari tadi ingin keluar. Ku lepas cincin yang melingkar dijari manisku
“Saya tidak pantas memakai ini lagi, terima kasih atas selama ini mas. assalamualaikum”ucapku sambil menaruh cincin tersebut diatas meja, dan mengambil udangan tersebut. Kulangkahkan kakiku meninggalkan mereka, meninggalkan caffe ini.

0 komentar:

Posting Komentar